← Back to portfolio

Asam-Manis Saat Kuliah Sambil Duduk Manis.

Published on

Keresahan akibat Pandemi Covid-19 memang menghantui seluruh masyarakat di Dunia, termasuk juga Indonesia salah satunya. Berbagai cobaan kian datang seakan tiada habisnya menguji kita semua, mulai dari hilangnya pekerjaan, kesempatan berkumpul dengan keluarga, belajar di sekolah, beraktivitas seperti biasa, hingga kehilangan nyawa.

Dunia pendidikan di Indonesia-pun merasakan dampak yang sangat besar, seluruh pembelajaran dilakukan secara jarak jauh selama 8 bulan belakangan. Hal ini tentu mempengaruhi sistem pembelajaran, dimana pemerintah mau tidak mau harus meniadakan pertemuan seperti biasa guna mengurangi penyebaran.

Mahasiswa sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi pun merasakan asam-manis saat perkuliahan dilakukan secara daring (online), dimana mereka harus memahami materi secara mandiri, mencari tambahan informasi, mengerjakan tugas tanpa pembahasan yang cukup jelas karena waktu dan tempat sangat terbatas, yang membuat mereka semakin merasa malas.

Arbi dan Vely adalah 2 Mahasiswa/i salah satu Universitas di Jakarta, menurut mereka sejauh ini perkuliahan yang dilakukan secara online memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, meski pembelajaran dapat dilakukan di rumah, namun beban yang dirasakan hampir sama bahkan lebih berat dibanding sistem perkuliahan dengan tatap muka.

Arbi merupakan seorang mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, angkatan 2017. Menurutnya pembelajaran dengan sistem daring (online) ini membuatnya menjadi lebih dekat dengan keluarga di rumah, serta mampu mengasah kemampuannya di bidang teknologi, karena mau tidak mau ia harus menggunakan laptop nya setiap hari untuk memenuhi tugas kuliah. Namun kuliah online ini juga ada kekurangannya, “karena bergantung dengan teknologi, saya jadi butuh kuota internet lebih banyak dari biasanya, sedangkan bantuan kuota dari pemerintah belum saya terima hingga saat ini.” tuturnya.

Sedangkan Vely yang merupakan Mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Univeritas Tama Jagakarsa angkatan 2017, mengungkapkan bahwa kuliah online ini membuatnya merasa lebih capek, karena banyak tugas yang deadline nya cukup singkat serta ada beberapa dosen yang hanya meminta absen dan memberikan kuis tanpa menjelaskan materi. ”Saat saya lagi kuliah, kadang jaringannya suka nggak stabil, akhirnya saya keluar masuk zoom terus yang dimana itu ngeganggu banget, ditambah lagi di rumah ku banyak anak kecil yang kadang bikin ga fokus” tambahnya.

Karena adanya keterbatasan dalam perkuliahan ini, telah memaksa mereka unuk harus pandai dan cepat tanggap dalam memahami materi, biasanya mereka mengatasi dengan cara mandiri seperti mereview kembali materi yang telah diberikan, hingga mencari jurnal-jurnal yang masih ada kaitannya dengan materi tersebut.

Selain berbagai cobaan serta rintangan yang harus dihadapi di perkuliahan saat pandemi ini, ada beberapa hal yang dirindukan oleh mereka ketika melakukan perkuliahan dengan cara bertatap muka, seperti kumpul dan aktif di organisasi, ketemu teman-teman setiap hari, belajar bareng, ketemu dosen yang asik, serta berburu kuliner setelah selesai kelas, karena menurut mereka dengan ketemu teman-teman, mampu menambah energi serta semangat untuk belajar dibanding hanya menatap layar.

Kondisi serta jarak yang menjadi hambatan untuk bertemu teman-teman, tidak menghentikan langkah mereka untuk terus bersilaturahmi antara satu sama lain. Berbagai cara dan upaya mereka lakukan untuk mengobati rasa rindu dengan teman-teman disaat harus sama-sama berada dirumah demi kebaikan bersama.

“Saya suka video call bareng temen-temen buat ngobatin rasa kangen, sih. Entah itu cuma ngobrol-ngobrol biasa atau main game sambil video call-an, karena bingung mau ngapain lagi soalnya beberapa temen saya juga ga diizinin buat keluar rumah.” ungkap Vely.

Sedangkan Arbi menambahkan, “Selain memanfaatkan media online seperti whatsapp. Line, Instagram, melakukan video call dan bermain game bareng, saya juga biasanya melihat kembali memori di handphone untuk mengobati rindu dengan teman-teman.”

Di masa yang sulit ini, harapan mereka sama, yaitu semoga Pandemi ini cepat berlalu, nggak ada masalah yang menghambat perkuliahan mereka lagi dan semoga diberi kelancaran dalam menyelesaikan perkuliahan sehingga segala sesuatunya bisa berjalan dengan normal, termasuk segala aktivitas diluar perkuliahan. (Dita Puspita)

0 Comments Add a Comment?

Add a comment
You can use markdown for links, quotes, bold, italics and lists. View a guide to Markdown
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply. You will need to verify your email to approve this comment. All comments are subject to moderation.